Skip to main content

Indonesia menegaskan pembatasan kebebasan berekspresi di Papua kepada PBB

11 July 2013

Siaran Pers BersamaFransiscans Internasional, Human Rights and Peace for Papua (ICP), Imparsial, KontraS, Tapol and the West Papua Network11 July, Jenewa - Pada tanggal 10 dan 11 Maret 2013 lalu, Komisi Hak Asasi Manusia PBB  meninjau pelaksanaan Kovenan Internasional tentang Hak Sipil dan Politik, salah satu hak asasi manusia paling penting yang sudah diratifikasi Indonesia dan pemerintah berkewajiban untuk menjalankan jaminan perlindungan hak-hak itu di Indonesia.  Komite HAM menyoroti kekerasan yang sedang berlangsung di Papua dan menyesalkan penggunaan kekuatan...

Peluncuran kampanye "Say Sorry for ‘65" pada ulang tahun ke-40 TAPOL

28 June 2013

London – Perayaan ulang tahun ke-40 organisasi HAM TAPOL, hari ini ditandai dengan peluncuran Say Sorry for ‘65 (Minta Maaf untuk ’65), kampanye untuk menyerukan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk mengakui kebenaran atas peristiwa pembunuhan massal 1965 di Indonesia.Kampanye ini diluncurkan pada malam pembukaan pemutaran film peraih banyak penghargaan “The Act of Killing” di Bioskop Ritzy di Brixton, London.Film dokumeter luar biasa ini memiliki dampak besar di berbagai penjuru dunia dan membantu untuk mengangkat kesadaran atas kejahatan terhadap kemanusiaan yang mengerikan yang...

"Say Sorry for ‘65" campaign launches on TAPOL’s 40th anniversary

28 June 2013

London - The 40th anniversary of the human rights organisation TAPOL is being marked today by the launch of Say Sorry for ’65, a campaign calling on President Yudhoyono to acknowledge the truth about the 1965 mass killings in Indonesia.  The campaign launches at the opening-night screening of the multi award-winning film THE ACT OF KILLING at the Ritzy cinema in Brixton.The powerful documentary is having a major impact around the world and helping to raise awareness of the horrific crimes against humanity committed during General Suharto’s rise to power in 1965-66. Up to a million Indonesians...

Urgent Appeal: freedom of expression in Papua

23 May 2013

Urgent Appeal to Frank La Rue, UN Special Rapporteur on Freedom of ExpressionIndonesia: Killings, arrests and excessive use of force against peaceful protestors in Papua We are writing to you on behalf of TAPOL, International Coalition for Papua, Survival International, Franciscans International, West Papua Advocacy Team, East Timor and Indonesia Action Network, West Papua Action Auckland, Australia West Papua Association (Sydney), Peace Movement Aorearoa, Pacific Media Centre and Pacific Scoop in relation to the killings, arrests and excessive use of force against peaceful protestors in...

Killings, injuries and arrests of peaceful protestors: 1 May Papua commemoration

23 May 2013

TAPOL would like to bring your attention to an urgent deterioration in the situation in Papua. The killing of Papuan activists in Sorong, the arrest of at least 30 peaceful demonstrators in Timika, Sorong, Biak, Abepura and Jayapura and the brutal treatment of demonstrators by Indonesian security forces represent a significant deterioration in the handling of 1 May commemorative events when compared with recent years.1 May 2013 was the 50th anniversary of the administrative transfer of Papua to Indonesia. While the date is always a tense one in Papua, the 50 year anniversary held particular...

No Political Prisoners? The suppression of political protest in West Papua

29 April 2013

*Herman and his friends begin another day in Wamena prison, in West Papua’s central highlands. They do not know whether they will eat today, and long for news of their families, who live up in the mountains, some hours away by truck.Arrested on 20 November 2010 in Yalengga, Jayawijaya district, the men were ordinary farmers on their way to a funeral. They were carrying the banned Morning Star flag1 – a symbol of Papuan independence – out of respect for the political beliefs of the deceased. Arrested and tortured by the military, the men were found guilty of treason under Article 106 of the...

Orang Papua di balik Jeruji: Maret 2013

03 April 2013

Papuans Behind Bars (Orang Papua di Balik Jeruji) adalah satu proyek tentang tahanan politik di Papua Barat. Tujuan kami adalah memberikan data yang akurat dan transparan, dipublikasi dalam bahasa Inggris dan Indonesia, untuk memfasilitasi dukungan langsung terhadap para tahanan dan meningkatkan diskusi dan kampanye lebih luas sebagai dukungan terhadap kebebasan berekspresi di Papua Barat.Papuans Behind Bars adalah satu proyek kolektif yang dimulai oleh kelompok-kelompok masyarakat sipil Papua yang bekerjasama dalam rangka Koalisi Masyarakat Sipil untuk Penegakat Hukum dan...

Papuans Behind Bars: March 2013

03 April 2013

Papuans Behind Bars is a new project about political prisoners in West Papua. Our aim is to provide accurate and transparent data, published in English and Indonesian, to facilitate direct support for prisoners and promote wider debate and campaigning in support of free expression in West Papua.Papuans Behind Bars is a collective project initiated by Papuan civil society groups working together as the Civil Society Coalition to Uphold Law and Human Rights in Papua. It is a grassroots initiative and represents a broad collaboration between lawyers, human rights groups, adat groups, activists,...

Orang Papua di Balik Jeruji: Feb 2013

20 March 2013

Update: Februari 2013 Papuans Behind Bars (Orang Papua di Balik Jeruji) adalah satu proyek tentang tahanan politik di Papua Barat. Tujuan kami adalah memberikan data yang akurat dan transparan, dipublikasi dalam bahasa Inggris dan Indonesia, untuk memfasilitasi dukungan langsung terhadap para tahanan dan meningkatkan diskusi dan kampanye lebih luas sebagai dukungan terhadap kebebasan berekspresi di Papua Barat.Papuans Behind Bars adalah satu proyek kolektif yang dimulai oleh kelompok-kelompok masyarakat sipil Papua yang bekerjasama dalam rangka Koalisi Masyarakat Sipil untuk...

Papuans Behind Bars: Feb 2013

20 March 2013

Update: February 2013Papuans Behind Bars is a new project about political prisoners in West Papua. Our aim is to provide accurate and transparent data, published in English and Indonesian, to facilitate direct support for prisoners and promote wider debate and campaigning in support of free expression in West Papua.Papuans Behind Bars is a collective project initiated by Papuan civil society groups working together as the Civil Society Coalition to Uphold Law and Human Rights in Papua. It is a grassroots initiative and represents a broad collaboration between lawyers, human rights groups,...

Pimpinan gereja: Kekerasan Negara yang melumpuhkan umat terus meningkat di Tanah Papua

06 March 2013

Press Release, Forum Kerja Pimpinan Gereja Papua"Bukalah mulutmu untuk orang yang membisu, untuk hak semua orang yang merana” (Amsal 31:8-9).Kami sebagai pimpinan gereja di Tanah Papua prihatin bahwa kekerasan Negara  terus terjadi di Tanah leluhur kami. Kenyataan ini membuktikan pemerintah dan aparat keamanan Indonesia di Tanah Papua telah gagal  melindungi penduduk orang asli Papua. Keprihatinan ini sudah  disampaikan oleh umat kami dalam (a) 11 rekomendasi Musyawarah Majelis Rakyat Papua Dan Masyarakat Asli Paua pada 9-10 Juni 2010; (b) Komunike bersama...

Church leaders: State violence intensifying in the Land of Papua

06 March 2013

Press release, Leadership Working Forum of Papuan Churches “Speak out for those who are voiceless, for the rights of all those who are suffering" (Amsal 31:8-9). As leaders of churches in the Land of Papua, we are deeply concerned about the state violence which is occurring in our sacred motherland. This is clear proof of the fact that the government and the security forces have failed to provide protection for the indigenous Papua people. These concerns of ours have already been conveyed by our communities in the following statements: The eleven recommendations made by the...

Orang Papua di Balik Jeruji

28 February 2013

Update: Januari 2013Papuans Behind Bars (Orang Papua di balik jeruji) adalah satu proyek tentang tahanan politik di Papua Barat. Tujuan kami adalah memberikan data yang akurat dan transparan, dipublikasi dalam bahasa Inggris dan Indonesia, untuk memfasilitasi dukungan langsung terhadap para tahanan dan meningkatkan diskusi dan kampanye lebih luas sebagai dukungan terhadap kebebasan berekspresi di Papua Barat.Papuans Behind Bars adalah satu proyek kolektif yang dimulai oleh kelompok-kelompok masyarakat sipil Papua yang bekerjasama dalam rangka Koalisi Masyarakat Sipil untuk...

Papuans Behind Bars

28 February 2013

Update: January 2013Papuans Behind Bars is a new project about political prisoners in West Papua. Our aim is to provide accurate and transparent data, published in English and Indonesian, to facilitate direct support for prisoners and promote wider debate and campaigning in support of free expression in West Papua.Papuans Behind Bars is a collective project initiated by Papuan civil society groups working together as the Civil Society Coalition to Uphold Law and Human Rights in Papua. It is a grassroots initiative and represents a broad collaboration between lawyers, human rights groups, adat...

Testimony of Frengki Uamang

12 December 2012

VICTIM OF GRAVE TORTURE IN TIMIKA, 27 NOVEMBER 2012Name:                                                 Frengki UamangDate and place of birth                    Weah, 5 April 1977Education                                                    -Occupation                                        PeasantReligion                                             Protestant (Gereja Kemah Injil Papua)Status                                                 A family manPerpetrator                                        Members of Police Force, Mimika ResortDate and time                                   27...

Impunitas: Noda hitam dalam demokrasi Indonesia

16 November 2012

Sejak Suharto merebut kekuasaan di Indonesia pada bulan Oktober 1965, impunitas telah mengakar di negara ini. Meskipun jatuhnya diktator itu pada bulan Mei 1998 kemudian memperkenalkan Indonesia dengan mekanisme dasar demokrasi, tetapi peristiwa itu sama sekali tak berpengaruh untuk mengakhiri momok impunitas.Pemilu tahun 2009 dengan penuh empati telah mengembalikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada kekuasaan dan kini ia memiliki kesempatan lain untuk menambahkan lebih banyak substansi pada transisi demokrasi dengan mengatasi masalah fundamental yang ditiimbulkan oleh tiadanya...

Impunity: The black mark against Indonesia's democracy

16 November 2012

Since Suharto seized power in Indonesia in October 1965, impunity has been deeply entrenched in Indonesia. Although the fall of the dictator in May 1998 led to the introduction of the basic mechanisms of democracy, it has done nothing to end the scourge of impunity.The 2009 elections have emphatically returned President Susilo Bambang Yudhoyono to power and he now has another opportunity to add more substance to the democratic transition by addressing the fundamental problem posed by the absence of accountability for serioushuman rights crimes.Impunity, which means crime without punishment,...

Pemilu Aceh: Sebuah Keniscayaan

16 November 2012

Pemilu di Indonesia diselenggarakan lima tahun sekali, yang terakhir berlangsung bulan April 2009. Tetapi kali ini pemilu di Aceh, yang terletak di ujung pulau Sumatra, sangatlah berbeda. Untuk pertama kalinya, masyarakat Aceh memberikan suara dalam pemilihan yang bebas setelah didera konflik selama hampir tiga dekade. Gerakan Aceh Merdeka yang sebelumnya merupakan gerakan pemberontak sekarang berubah menjadi partai politik dan mempunyai kandidatnya sendiri dalam pemilihan daerah.Aceh adalah satu-satunya provinsi di Indonesia yang warganya diperbolehkan mendirikan partainya sendiri. Enam...

Aceh elections: A foregone conclusion

16 November 2012

General elections in Indonesia are held every five years, the most recent one being in April 2009. But this time round, the elections in Aceh on the northern tip of Sumatra were very different. For the first time, the Acehnese voted in free elections after almost three decades of conflict. The former rebel movement GAM had transformed itself into a political party and fielded its own candidates in the local elections.Aceh is the only Indonesian province where people have been allowed to set up their own parties. Six local parties have been officially recognized: Partai Aceh (PA, the Aceh...

Kemenangan Bagi Politik Arus Utama di Indonesia

16 November 2012

Menyelenggarakan pemilu di negara besar seperti India dan Indonesia merupakan mimpi buruk logistik. Kedua negara ini telah mengadakan pemilu pada bulan April, yang berlangsung relatif aman walau banyak kekurangan. Meskipun banyak yang beranggapan bahwa menyelenggarakan pemilu merupakan bagian termudah dalam proses demokrasi, saat ini Indonesia dianggap sebagai negara demokrasi terbesar ketiga di dunia. Baru 10 tahun lamanya Indonesia lepas dari rezim otoriter yang telah bercokol selama 32 tahun dan bergabung kembali dengan jajaran rezim demokratis dunia.Indonesia adalah negara kepulauan...